ASTS MAN 20 Jakarta Timur : Evaluasi Tiga Bulan KBM di Tahun Pelajaran Baru

WhatsApp Image 2025-10-03 at 13.13.43

Humas MAN 20 Jakarta — Suasana serius, santai dan ada beberapa catatan kritis, mewarnai pelaksanaan Asesmen Sumatif Tengah Semester (ASTS) di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 20 Jakarta Timur. Kegiatan yang berlangsung dari 29 September hingga 3 Oktober 2025 lalu telah rampung, menandai bahwa semester ganjil Tahun Pelajaran 2025/2026 sudah berjalan separuh jalan.

ASTS kali ini sepenuhnya dilaksanakan secara daring (online) menggunakan Learning Management System (LMS) madrasah. Tujuannya tentu efisiensi dan adaptasi teknologi (Hulaifi et al., 2025). Namun, mode ujian daring ini membawa satu tantangan besar yang harus diakui dan dievaluasi (Soraya & Marzuki, 2024).

Mode tersebut dan hasil yang diperoleh siswa yang tinggi,  Sudah pasti Paham ? Ini Tentu tantangan kejujuran dalam ujian daring. Dalam konteks ujian online dengan segala kemudahan akses informasi, muncul kenyataan bahwa tingginya nilai ASTS tidak selalu berkorelasi langsung dengan pemahaman murni siswa.

Pihak madrasah menyadari betul bahwa dalam lingkungan ujian daring, potensi siswa untuk melakukan kecurangan (menyontek atau browsing jawaban) sangat sulit dipastikan dan dikontrol sepenuhnya, tergantung bagaimana pengawas ruangan melakukan tugasnya.

Beberapa siswa mungkin mendapatkan nilai baik, tetapi proses pengerjaannya tidak mencerminkan integritas atau penguasaan materi yang sesungguhnya. Hal ini membuat hasil ASTS menjadi sebuah “nilai ganda” yang harus diinterpretasikan dengan hati-hati:

  1. Nilai Akademik: Angka yang tercatat di LMS.
  2. Nilai Integritas: Catatan kritis tentang seberapa jauh kejujuran terabaikan.

Hasil ASTS sebagai Pemicu Evaluasi KBM Tiga Bulan

Lantas, bagaimana pihak MAN 20 Jakarta Timur menggunakan data ASTS ini untuk mengevaluasi KBM selama tiga bulan pertama? Karena faktor kecurangan sulit dieliminasi, fokus evaluasi harus digeser dari sekadar “seberapa tinggi nilai siswa” menjadi “seberapa efektif KBM mampu menanamkan pemahaman, terlepas dari nilai ujian.”

1. Untuk Guru:Refleksi Mendalam terkait Metode Pengajaran

Guru tidak bisa hanya melihat nilai. Mereka perlu melakukan audit mendalam terhadap hasil belajar siswa melalui metode non-ujian. Hasil ASTS berfungsi sebagai sinyal awal. Jika nilai ASTS tinggi, tetapi performa siswa di kelas (diskusi, presentasi, tugas harian) rendah, ini adalah indikasi kuat adanya kecurangan. Guru harus segera memperbanyak tugas berbasis proyek, presentasi lisan, atau kuis mendadak yang minim peluang mencontek. Jika nilai ASTS rendah, guru perlu segera merancang program remedial yang tidak hanya mengulang tes, tetapi memastikan ada interaksi intensif yang membongkar kesulitan pemahaman siswa.

2. Untuk Madrasah: Perkuat Asesmen Formatif

Evaluasi tiga bulan ini menjadi momentum untuk memperkuat Asesmen Formatif (penilaian selama proses belajar) dibandingkan Asesmen Sumatif (ujian akhir). Madrasah perlu mendorong guru untuk :

  1. Meningkatkan Penilaian Keterampilan (Praktik): Menilai kemampuan praktik, public speaking, atau proyek yang lebih sulit dilakukan hal-hal kurang baik.
  2. Implementasi Ujian Lisan: Untuk memastikan pemahaman konsep secara langsung, terutama pada materi esensial.

Dengan demikian, hasil ASTS—yang meskipun dipayungi keraguan integritas daring—tetap menjadi pemicu utama bagi MAN 20 Jakarta Timur untuk segera merevisi dan memperkuat strategi KBM di paruh kedua semester ganjil 2025/2026. Tujuannya agar pemahaman dan kejujuran berjalan seiring, bukan hanya mengejar angka. Dengan data dari ASTS ini, MAN 20 Jakarta Timur kini siap untuk mempercepat laju di sisa semester ganjil. Kekurangan yang terdeteksi, baik dari sisi penguasaan materi maupun integritas akademik, akan segera ditangani. Evaluasi ini membuktikan bahwa madrasah tidak hanya berorientasi pada hasil di atas kertas, tetapi juga pada pembentukan karakter jujur dan pemahaman yang mendalam. Langkah korektif ini menjadi dasar optimisme bahwa paruh kedua semester ganjil 2025/2026 akan ditandai dengan peningkatan pemahaman siswa yang lebih solid dan suasana belajar yang lebih berintegritas.